Inovasi Kecamatan Berlanjut: Pembinaan Pemenang SKK 2023 Hadirkan Rencana Pengembangan
Di tengah keberagaman inovasi yang terus berkembang di Jawa Timur, tujuh kecamatan yang meraih penghargaan dalam ajang Sinergisitas Kinerja Kecamatan (SKK) 2023 kini tengah berfokus pada langkah selanjutnya: keberlanjutan dan pengembangan inovasi yang telah mereka raih. Pembinaan inovasi ini bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga sebuah upaya nyata untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Dari 21 Oktober hingga 2 November 2024, Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah (POD) Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar serangkaian kegiatan pembinaan di tujuh kecamatan pemenang SKK 2023, yakni Kecamatan Modo (Lamongan), Junrejo (Kota Batu), Wonosari (Malang), Talango (Sumenep), Manguharjo (Kota Madiun), Kawedanan (Magetan), dan Pabean Cantian (Surabaya). Pembinaan ini dilakukan dengan tujuan memastikan bahwa inovasi yang telah mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jawa Timur tersebut tidak hanya berhenti di titik pencapaian prestasi saat kompetisi, tetapi terus berkembang demi memberikan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat.
Di setiap kecamatan, tim pembina yang terdiri dari Wahyudi Ismail Saputra dari Biro POD, Firman Syah Ali dari Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Jatim, serta Ahmad Faizin Karimi dari JPIP, bertemu langsung dengan camat, pengelola inovasi, dan pemangku kepentingan lainnya. Mereka tidak sekadar berdiskusi, tetapi benar-benar terlibat dalam merancang langkah-langkah konkret untuk melanjutkan keberlanjutan inovasi. Sejumlah ide segar dan solusi kreatif pun muncul, dari pengembangan teknologi tepat guna hingga program pemberdayaan masyarakat yang lebih inklusif.
Bagi para camat yang terlibat, ini adalah kesempatan langka untuk mendapatkan wawasan lebih dalam tentang bagaimana inovasi yang mereka ciptakan bisa berdampak lebih besar. Misalnya, Kecamatan Modo yang dikenal dengan program “Modo Berbudaya” yang mengeksplorasi khazanah budaya dan arkeologi. Kecamatan Wonosari, yang sukses mengimplementasikan program “Kampung Tematik”, membuka ruang untuk memperluas jangkauan promosi pariwisata lokal berbasis komunitas. Kecamatan Junrejo dengan program unggulan “Lansia Smart”, melakukan pemberdayaan para warga senior dengan berbagai kegiatan pengembangan diri membuat batik bernilai ekonomis.
Berbeda lagi dengan Kecamatan Talango dengan program “Jamper” yang memastikan adanya pengawalan penyeberangan dalam situasi darurat agar tidak terjadi konflik di masyarakat. Kecamatan Manguharjo dengan inovasi di bidang ketahanan pangan berbasis digital melalui aplikasi “e-Sayur” yang mampu memetakan potensi produktivitas P2L (Pekarangan Pangan Lestari). Kecamatan kawedanan dengan inovasi pembinaan Perangkat Kecamatan dan Desa melalui program “Serasa Desa, Rabu Komplit, dan Jumat Smart”. Sedangkan Kecamatan Pabean Cantian dengan inovasi “Pakar Pisan” mempertemukan kebutuhan industri dengan masyarakat pencari kerja serta fasilitasi CSR untuk peningkatan keterampilan bisnis warga.
Bukan hanya sekadar program, ini adalah kisah para pemimpin lokal yang tidak berhenti berpikir kreatif untuk memperbaiki kualitas hidup warganya. Seperti yang diungkapkan Ismail Wahyudi dari Biro POD, “Pembinaan ini membuka kesadaran pemerintah kecamatan tentang pentingnya keberlanjutan. Inovasi yang kita buat harus selalu relevan dan bisa menjawab tantangan baru yang ada.”
Selama dua minggu penuh, suasana keakraban terasa begitu kental. Meski datang dengan berbagai latar belakang dan pengalaman, setiap diskusi terasa penuh semangat dan antusiasme. Mereka berbagi cerita tentang tantangan yang dihadapi, tetapi juga tentang kebanggaan melihat perubahan nyata yang sudah terjadi di masyarakat berkat inovasi yang diterapkan.
Kegiatan ini juga menjadi bukti nyata dari komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mendorong pemerataan pembangunan melalui inovasi lokal. Dengan menghubungkan antara pemerintah, kecamatan, dan masyarakat, pembinaan inovasi ini menjadi pengingat bahwa perubahan besar dimulai dari hal-hal kecil yang dilakukan secara bersama-sama. Harapan pun semakin menguat, bahwa di masa depan, lebih banyak kecamatan di Jawa Timur akan mengikuti jejak tujuh kecamatan ini, menciptakan lebih banyak inovasi yang membawa manfaat langsung bagi rakyat.
Dalam langkah kecil namun berarti ini, inovasi menjadi kunci, dan Jawa Timur sepertinya telah menemukan formulasi baru pembinaan inovasi berkelanjutan, dimulai dari setiap kecamatan.